Dari berbagai sumber dana yang berhasil dihimpun bank, sudah selayaknya bank mempersiapkan strategi penempatan dana berdasarkan rencana alokasi dengan memperhatikan kebijaksanaan yang telah digariskan. Alikasi ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
- Mencapai tingkat profitabilitas yang baik.
- Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan cara menjaga posisi likuiditas yang tetap aman.
Dengan menggabungkan 2 keinginan di atas,
maka alokasi dana bank harus diarahkan sedemikian rupa agar pada saat yang
diperlukan, semua kepentingan nasabah dapat terpenuhi. Artinya: bank harus
menjaga agar para nasabah tidak merasa kecewa atas pelayanan dan ketepatan
pelayanan bank.
Alokasi dana bank, pada dasarnya dibagi dalam 2 bagian
penting dari aktiva bank, yaitu :
1.
Aktiva yang tidak menghasilkan (Non earning
assets).
Non earning
assets terdiri dari :
· Primary Reserve (berbentuk uang
tunai dalam kas dan uang tunai dalam saldo rekening di Bank Indonesia. Dana ini
untuk kepentingan cash ratio atau penjagaan posisi likuiditas bank berdasarkan
peraturan dari Bank Indonesia selaku Bank Sentral.
· Penanaman dana dalam aktiva tetap dan investasi,
digunakan untuk kepentingan kelancaran usaha bank seperti gedung kantor,
peralatan kantor. Dana ini berasal dari Cadangan Modal Bank.
2.
Aktiva yang menghasilkan (Earning assets).
Earning assets
terdiri dari :
·
Secondary Reserve
·
Credit (pinjaman yang diberikan)
·
Investasi jangka panjang
Ada 2 teori yang diperlukan untuk melihat bagaimana
penghimpunan dana dan pengalokasiannya, yaitu:
1.
Teori Pool of Funds, yaitu caranya dengan
melihat sumber dananya dan penempatannya.
2.
Teori Assets Allocation Approach, yaitu
penempatan dana-dana ke dalam Aktiva. Hal ini berkaitan erat dengan manajemen
aktiva bank.
MANAJEMEN PERKREDITAN
1. Pengertian,
Tujuan dan Fungsi Kredit.
Pemberian
kredit adalah tulang punggung kegiatan perbankan. Bila kita perhatikan Neraca
Bank, akan terlihat bahwa sisi Aktiva Bank akan didominasi oleh besarnya jumlah
kredit, demikian juga halnya dengan Pendapatan Bank, bahwa yang terbesar dari
pendapatan bunga dan provisi kredit.
Manajemen
kredit pada dasarnya merupakan suatu proses yang terintegrasi antara
sumber-sumber dana kredit, alokasi dana yang dapat dijadikan kredit dengan
perencanaan, pengorganisasian, pemberian, administrasi dan pengamatan kredit.
Tujuan
untuk mendapatkan hasil yang tinggi dari pemberian kredit, akan menempati
urutan teratas dari pola dan kebijaksaaan kredit bank. Urutan kedua dari tujuan
kredit adalah keamanan bank, yaitu keamanan untuk nasabah penyimpan, yang
sehingga melalui kumulasi kredit, bank akan menambah dananya sendiri. Kredit
yang aman akan memberikan dampak positif bagi bank sehingga kepercayaan
masyarakat akan bertambah, Dengan demikian Profitability dan Safety ana jalan
bersamaan.
Fungsi
kredit dalam kehidupan perekonomian, perdagangan dan keuangan secara garis
besar adalah sebagai berikut:
a. Kredit dapat
meningkatkan daya guna (utility) dari uang.
b. Kredit dapat
meningkatkan daya guna (utility) dari barang.
c. Kredit
meningkatkan peredaran uang dan lalu lintas uang.
d. Kredit adalah
salah satu alat stabilisasi ekonomi.
e. Kredit
menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.
f. Kredit adalah
jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
g. Kredit adalah
sebagai alat penghubung ekonomi internasional.
2. Macam
& Jenis Kredit
Pada
prinsipnya kredit hanya 1 macam, yaitu uang bank yang dipinjamkan kepada
nasabah dan akan dikembalikan pada waktu tertentu dimasa mendatang, disertai
dengan suatu kontra prestasi berupa bunga.
Berdasarkan
beberapa keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang
usaha para nasabah, maka jenis kredit menjadi beragam, yaitu berdasarkan :
sifat penggunaan, keperluan, jangka waktu, cara pemakaian dan jaminan atas
kredit yang diberikan bank.
- Jenis Kredit menurut sifat penggunaannya, terdiri atas :a. Kredit Konsumtifb. Kredit Produktif
- Jenis Kredit menurut keperluannya, terdiri atas :a. Kredit Produksi (eksploitasi)b. Kredit Perdagangan c. Kredit Investasi
- Jenis Kredit menurut jangka waktunya, terdiri atas :a. Kredit Jangka Pendek.b. Kredit Jangka Menengah c. Kredit Jangka Panjang
- Jenis Kredit menurut cara pemakaiannya, terdiri atas :a. Kredit Rekening Koran Bebasb. Kredit Rekening Koran Terbatasc. Kredit Rekening Koran Aflopend d. Revolving Credite. Term Loan
- Jenis Kredit menurut jaminan atas kredit, terdiri atas :a. Unsecured Loans (kredit tanpa jaminan atau kredit blanko)b. Secured Loans (Kredit dengan jaminan)
Falsafah Perkreditan (prinsip kredit).
Tidak seorangpun pada hakikatnya mau
terlibat utang, demikianlah kira-kira pandangan umum dalam kehidupan ini.Akan
tetapi mengapa justru demikian populernya kredit dan bahkan orang selalu
berusaha untuk memperoleh kredit tersebut ?
Disinilah kiranya kita perlu perhatikan,
maksudnya perlu berusaha mengetahui apa hakikat yang terkandung dalam
pengertian kredit, apa masalahnya dan bagaimana pemecahannya.
Salah satu sumber dan faktor penting dalam
ekonomi adalah Permodalan dan pada hakikatnya Permodalan adalah masalah hidup
matinya suatu usaha.
Bank selalu lembaga pembantu modal di satu
pihak berusaha dengan sungguh-sungguh untuk membantu mereka yang membutuhkan
permodalan, dilain pihak perusaha akan selalu mencari sumber-sumber permodalan
untuk menjamin kontinuitas dan atau meningkatkan usahanya. Disinilah timbul
sifat ketergantungan satu sama lain.
Sebagai lembaga keuangan, bank adalah
lembaga penghimpun dana dan juga sebagai lembaga kredit. Dalam menjalankan
kedua tugas pokok ini bank dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa sumber
operasinya adalah justri berada pada masyarakat.
Untuk menghimpun dana, bank harus ke
masyarakat dan demikian pula untuk melepaskan kredit. Sebaliknya, masyarakat
memerlukan bantuan kredit dan jasa bank dalam memperlancar tujuan usahanya.
Timbullah kemudian langka-langkah menyelaraskan atau menyesuaikan antar
keduanya. Dalam melakukan penyesuaian ini terdapat maksud yang selaras, yaitu
merupakan tujuan setiap usaha : “memperoleh keuntungan” dan tujuan profit
making.
Kepentingan dan keuntungan yang diharapkan
oleh kedua pihak (nasabah & bank), tercermin dalam dunia kegiatan pokok
bank tadi, yaitu receive deposits (menerima/menghimpun dana) dan to
make loans (memberikan kredit).
Dalam hal ini masyarakat bertindak sbg
Objek. Para penyimpan mengharapkan keuntungan dari uang yang disimpannya,
misalnya berupa bunga & jasa lainnya. Sebaliknya bank memperoleh keuntungan
bahwa uang yang mengendap dapat dioper (dialokasikan) dalam bentuk kredit dan
bank akan mendapat keuntungan (profit) darinya. Sebaliknya si Penerima kredit
memperoleh keuntungan pula bahwa masalah permodalannya dapat diatasi sehingga
peningkatan produktivitas dapat dilakukan dan sekaligus mengharap tambahan
profit. Timbullah kemudian keadaan yang interdependence, yaitu saling
membutuhkan antara bank dan pengusaha.
Hakikat atau intisari pengertian kredit
adalah Kepercayaan. Kepercayaan kedua belah pihak (bank & pengusaha)
merupakan kunci keberhasilan. Maka bisa kita berpendapat bahwa kredit telah
menjadi kebutuhan pokok suatu perusahaan bagaimanapun jenisnya.
Selain itu kredit merupakan suatu
barometer, suatu pengukur apakah seseorang pengusaha sukses atau tidak. Makan
besar kredit diberikan, makin besar pula usahanya dan makin besar kepercayaan
orang dan makin berkembanglah pengusaha itu.
Sekarang ini telah terjawab pernyataan
tentang hakikat bahwa tidak seorangpun sebenarnya ingin terlibat utang, karena
kredit bukan hanya sekedar utang, tapi suatu modal, suatu alat untuk mencapai
tujuan usaha, suatu teman di kala susuah, teman di kala ingin maju & teman
setelah maju, Kredit adalah teman pengusaha selama-lamanya selagi usahanya
masih ada.
Penentuan Policy
Perkreditan
Sebagai
lembaga kredit, bank harus dapat menentukan policy atau kebijaksanaan umum yang
harus ditempuhnya. Pimpinan bank harus dapat menyelami dengan
sungguh-sungguh kondisi perekonomian dan
perdagangan yang merupakan landasan bagi usahanya.
Diapun harus
mengetahui dengan jelas bagaimana kondisi bank itu sendiri terutama yang
menyangkut bidang usaha bank (line of banking business). Misalnya
antara Bank Tabungan dengan Bank Pembangunan tentulah policy perbankan dan
perkreditannya berbeda satu sama lain sesuai kondisi masing-masing.
Pimpinan
bank harus dapat mengukur kekuatan keuangan dan permodalan banknya, baik itu
uang sendiri ataupun dari uang luar (masyarakat). Tiap bank mempunyai factor pertimbangan sendiri dalam penentukan
kebijaksanaan perkreditannya.
Pada umumnya dalam penentuan policy perkreditan perlu
diperhatikan beberapa factor penting, diantaranya adalah sbb:
1.
Bagaimana keadaan uang bank saat ini ?
Manajemen melihatnya
dari kekuatan keuangan bank, antara lain jumlah Deposito, Tabungan, Giro dan
jumlah Kredit. Setiap item dari Aktiva diteliti benar-benar dan pemisahan
menurut pos-pos yang current (Lancar) & non current (Aktiva Tetap).
2.
Pengalaman bank dalam beberapa tahun
belakangan ini.
Harus dipelajari
terutama yang berhubungan dengan dana dan perkreditan. Diperhatikan bagaiman
fluktuasinya, terutama mengenai jumla dan lama pengendapan, kelancaran kredit
yang diberikan dan sebagainya
3.
Keadaan perekonomian.
Harus diperlajari
dengan seksama dan dihubungkan dengan pengalaman serta kestabilan bank di
masa-masa lalu serta perkiraan keadaan di masa dating.
4.
Kemampunan dan Pengalaman Organisasi.
Yang dimaksud disini
apakah dalam pengelolaan kredit, bank tetap survive dan bahkan meningkat terus
atau tidak. Apakah organisasi yang ada telah benar-benar efektif dan dalam
pelaksanaannya terdapat efisiensi. Apakah pejabat kredit adalah tenaga yang qualified,
mempunyai skill yang baik dan sebagainya.
5.
Bagaimana hubungan yang dijalan dengan bank
lain yang sejenis.
Yang dimaksud disini
adalah banak-bank yang mempunyai line of business yang sama dan bagaimana
hubungannya. Hal ini perlu diadakan evaluasi terus-menerus. Bagaimana tentang
joint dinancing atau Merger dalam kredit & bagaimana pelaksanaannya selama
ini.
Kebijakan Penentuan Suku Bunga Kredit (Interest
Policy).
Apakah yang dimaksud Bunga ?
Tidak hanya dalam kredit bank bunga itu
terjadi, tetapi pada setiap kegiatan pinjam-meminjam selalu terkandung adanya
pemungutan bunga
Bunga atas kredit adalah suatu “kontra
prestasi” atas penyerahan uang. Dengan demikian, yang dimaksud bunga kredit
adalah suatu jumlah ganti kerugian atau balas jasa atas penggunaan uang oleh
nasabah.
Setiap
pengusaha yang menikmati kredit berarti memerlukan suatu likuiditas untuk
usahanya. Menurut Keynes, bunga uang itu ditentukan oleh preferensi likuiditas (liquidit
preference) dan jumlah uang.
Liquidit preference itu disebabkan karena 3 hal, yaitu :
1
2
3
|
Transaction Motive
Precautionary Motive
Speculative Motive
|
orang memerlukan uang yang likuid untuk transaksi
sehari-hari
orang ingin mempunyai persediaan uang untuk menghadapi
peristiwa yang tidak diduga dan sebagai cadangan bila harus melakukan
pembayaran
orang ingin mempunyai uang likuid untuk mencari untung pada
saat dapat melakukan spekulasi
|
Bunga pada dasarnya mempunyai 2 pengertian sesuai dengan
peninjauannya :
Bagi Bank :
Bagi Pengusaha :
|
Bunga adalah suatu pendapatan atau suatu keuntungan atas
peminjaman uang oleh pengusaha atau nasabah
Bunga dianggap sebagai ongkos produksi ataupun biaya modal
|
Faktor dalam
Penentuan Bunga Krdit
Banyak factor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
bunga kredit.Jika ditinjau dari segi ekonomi dan perbankan maka yang perlu
dipertimbangkan adalah sbb:
1.
Keadaan Ekonomi dan Keuangan
Dalam
hal ini perlu diperhatikan tentang
supply & demand dari dana, tegasnya memperhatikan keadaan pasar uang. Bila
uang dan peredarannya terus meningkat, maka tingkat bunga perlu dinaikkan.
Demikian pula arah kredit perlu ditujukan terutama pada sector-sektor yang vital serta menambah produktivitas
2.
Degree of Risk
Kredit
mengandung tingkat resiko tertentu. Sehingga perlu dipertimbankan tentang
tingkat resikonya. Dalam pertimbangan resiko kredit ini perlu diperhatikan :
maturity (jatuh tempo), nilai jaminan yang disediakan, keadaan keuangan nasabah
(terdpt dalam Neraca/Rugi-Laba) dan prospek usaha yang bersangkutan selama
kredit tsb berjalan.
Bertambah
tinggi suatu resiko, bertambah tinggi pula tingkat bunga yang dikenakan,
demikian pula sebaliknya. Dalam penentuan rate of interest karena suatu degree of risk, memerlukan seni
tersendiri dan seni itu dipengaruhi oleh keterampilan manajamen bank, suatu
kemampuan dalam forecasting, kemampuan menilai keadaan bank sendiri dan
kemampuan dalam pembinaan pelanggan.
3.
Hal lain dalam pertimbangan bunga adalah hubungan
rekening nasabah (account relationship).
Ini
bukan merupakan hal yang sukar, karena perkembangan hubungan nasabah dengan
bank tertera dalam mutasi keuangannya yang disalurkan via rekening giro atau
deposito. Di beberapa bank, factor ini kadangkala diabaikan dalam arti kata
bukan merupakan hal yang sangat menentukan dalam pemberikan kredit atau bunga.
4.
Kemampuan dalam Perdagangan dan Persaingan
Ini merupakan
penilaian tambahan bila dalam pertimbangan degree of risk dirasakan kurang
lengkap.
5.
Cost of Money dari Bank
Dari segi ekonomi
perusahaan, factor ini merupakan dasar pertimbangan yang paling penting. Bila cost
of money tinggi, maka otomatis interest pun akan tinggi.
Yang dimaksud cost
of money adalah biaya dana. Kredit adalah dana operasional suatu bank. Dari
100% dana yang ada pada bank, sebagian besar digunakan bank untuk pemberian
kredit. Dana yang diperuntukan kredit ini sering dikenal dengan istilah “Loanable
Funds” atau dana yang dapat dijadikan kredit / loans.
Dana bank sebagian
besar berasal dari luar bank, dimana bank harus mengeluarkan biaya untuk mengurus
dana tersebut, itulah yang disebut cost of money.
Tingkat bunga yang
ditetapkan (utk seluruh nasabah) harus lebih besar dari jumlah cost of money
& other cost. Karena cost of money merupakan komponen biaya yang terbesar,
sering orang mengatakan bahwa rate of interest harus lebih tinggi dari cost of
money.
Dari uraian tsb
dapat disimpulkan bahwa factor terpenting dalam penilaian untuk menetapkan suku
bunga kredit bank adalah kekuatan keuangan bank itu sendiri serta biaya yang
dikeluarkan oleh bank tersebut untuk dana yang dihimpunnya. Setelah factor tsb
barulah perlu diperhatkan factor-faktor lain yang perlua diperrtimbangkan.
Biaya-biaya lain
diluar cost of money (COM) diantaranya:
■ Biaya-biaya Personalia ( honorarium, upah,
gaji, dan jaminan social )
■ Biaya-biaya administrasi umum
■ Biaya-biaya Penyusutan
■ Biaya-biaya Pemasaran / Promosi
0 komentar:
Posting Komentar