Jumat, 07 Juni 2013

LINGKUNGAN DATABASE

Tujuan utama dari sistem database adalah menyediakan pemakai melalui suatu pandangan abstrak mengenai data, dengan menyembunyikan detail dari bagaimana data disimpan dan dimanipulasikan. Oleh karena itu, titik awal untuk perancangan sebuah database haruslah abstrak dan deskripsi umum dari kebutuhan-kebutuhan informasi suatu organisasi harus digambarkan di dalam database.

Lebih jauh lagi, jika sebuah database merupakan suatu sumber yang bisa digunakan bersama maka setiap pemakai membutuhkan pandangan yang berbeda-beda terhadap data di dalam database.

Tiga Tingkatan Arsitektur Database ANSI-SPARC

Ada 3 tingkat dalam arsitektur database yang bertujuan membedakan cara pandang pemakai terhadap database dan cara pembuatan database secara fisik.
3 tingkatan arsitektur database :
1.   Tingkat Eksternal (External Level)
      Tingkat eksternal merupakan cara pandang pemakai terhadap database. Pada tingkat ini menggambarkan bagian database yang relevan bagi seorang pemakai tertentu. Tingkat eksternal terdiri dari sejumlah cara pandang yang berbeda dari sebuah database. Masing-masing pemakai merepresentasikan dalam bentuk yang sudah dikenalnya. Cara pandang secara eksternal hanya terbatas pada entitas, atribut dan hubungan antar entitas (relationship) yang diperlukan saja.
      Contoh : viw dari mahasiswa, view dari mata kuliah
2.   Tingkat Konseptual (Conseptual Level)
      Tingkat konseptual merupakan kumpulan cara pandang terhadap database. Pada tingkat ini menggambarkan data yang disimpan dalam database dan hubungan antara datanya.
Hal-hal yang digambarkan dalam tingkat konseptual adalah :
      - semua entitas beserta atribut dan hubungannya
      - batasan data
      - informasi semantik tentang data
      - keamanan dan integritas informasi

Semua cara pandang pada tingkat eksternal berupa data yang dibutuhkan oleh pemakai harus sudah tercakup di dalam tingkat konseptual atau dapat diturunkan dari data yang ada. Deskripsi data dari entitas pada tingkat ini hanya terdiri dari jenis data dan besarnya atribut tanpa memperhatikan besarnya penyimpanan dalam ukuran byte.
Contoh : entity, relationship, tipe data dan constraint.
3    Tingkat Internal (Internal Level)
      Tingkat internal merupakan perwujudan database dalam komputer. Pada tingkat ini menggambarkan bagaimana database disimpan secara fisik di dalam peralatan storage yang berkaitan erat dengan tempat penyimpanan/physical storage.
Tingkat internal memperhatikan hal-hal berikut ini :
-  alokasi ruang penyimpanan data dan indeks
-  deskripsi record untuk penyimpanan (dengan ukuran penyimpanan untuk data elemen
      Contoh : organisasi file secaa sequential, raltive atau index sequential
-  penempatan record
-  pemampatan data dan teknik encryption

Data Independence

Tujuan utama dari 3 tingkat arsitektur adalah memelihara kemandirian data (data independence) yang berarti perubahan yang terjadi pada tingkat yang lebih rendah tidak mempengaruhi tingkat yang lebih tinggi.
Ada 2 jenis data independence, yaitu
1.   Physical Data Independence
      bahwa internal schema dapat diubah oleh DBA tanpa menggangu conceptual schema. Dengan kata lain physical data independence menunjukkan kekebalan conceptual schema terhadap perubahan internal schema.
      Contoh :    - Menambah indeks tambahan
                        - Merubah penyimpanan data
                        - Merubah organisasi file dari sequential ke index sequential



2.   Logical Data Independence
      bahwa conceptual schema dapat diubah oleh DBA tanpa menggangu external schema. Dengan kata lain logical data independence menunjukkan kekebalan  external schema terhadap perubahan conceptual schema.
      Contoh :    - Menambah dan menghapus suatu tipe record
                        - Merubah format data

Prinsip data independence adalah salah satu hal yang harus diterapkan di dalam pengelolaan sistem basis data dengan alasan-alasan sbb :
1.   DBA dapat mengubah isi, lokasi, perwujudan dalam organisasi basis data tanpa mengganggu program-program aplikasi yang sudah ada.
2.   Pabrik/agen peralatan/software pengolahan data dapat memperkenalkan produk-produk baru tanpa mengganggu program-program aplikasi yang sudah ada.
3.   Untuk memindahkan perkembangan program-program aplikasi
4.   Memberikan fasilitas pengontrolan terpusat oleh DBA demi keamanan dan integritas data dengan memperhatikan perubahan-perubahan kebutuhan pengguna.

Mapping ( Transformasi )
Proses pendefinisian informasi dari satu level ke level lainnya.

Konseptual/Internal Mapping
Pendefinisian hubungan antara view konseptual dengan basis data di level internal.
(Bagaimana record-record / field-filed didalam level konseptual didefinisikan di level internal)

Eksternal/Konseptual Mapping
Pendefinisikan hungan antra view konseptual dengan view eksternal

Bahasa Dalam DBMS    
DBMS (Database Management systems) adalah kumpulan program yang mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan database.  Dengan adanya berbagai tingkatan pandangan dalam suatu database maka untuk mengakomodasikan masing-masing pengguna dalam piranti lunak manajemen database biasanya terdapat bahasa-bahasa tertentu yang disebut Data Sub language.
Data sub language adalah subset bahasa yang dipakai untuk operasi manajemen database. Dalam penggunaan biasanya dapat ditempelkan (embedded) pada bahasa tuan rumah (Cobol, PL/1, dsb). Secara umum maka setiap pengguna database memerlukan bahasa yang dipakai sesuai tugas dan fungsinya.
Dalam database secara umum dikenal 2 data sub language :
1.   Data Definition Language (DDL)
Bahasa yang digunakan dalam mendefinisikan struktur atau kerangka dari database, di dalamnya termasuk record, elemen data, kunci elemen, dan relasinya
2.   Data Manipulation Language (DML)
      Bahasa yang digunakan untuk menjabarkan pemrosesan dari database, fasilitas ini diperlukan untuk memasukkan, mengambil, mengubah data. DML dipakai untuk operasi terhadap isi database
Ada 2 jenis DML :
1.   Procedural DML
      Digunakan untuk mendefinisikan data yang diolah dan perintah yang akan dilaksanakan.
2.   Non Procedural
      Digunakan untuk menjabarkan data yang diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara pengambilannya.

Secara khusus pengguna menggunakan berbagai bahasa :
Programmer aplikasi menggunakan bahasa-bahasa seperti Cobol, Informix, dll (host language) yang ditempelkan dengan bahasa yang dipakai dalam DBMS. Pemakai terminal menggunakan bahasa Query (misal SQL) atau menggunakan program aplikasi (yang dirancang oleh programmer). Sedangkan DBA lebih banyak menggunakan bahasa DDL dan DML yang tersedia dalam DBMS.

DBMS mempunyai tugas untuk menangani semua bentuk akses kepada database, secara konsep :
1.   Pengguna menyatakan permintaan akses menggunakan DBMS
2.   DBMS menangkap dan menginterpretasikan
3.   DBMS mencari :
- eksternal / conceptual mapping
- conceptual schema
      - konseptual / internal mapping
            - internal schema
4.   DBMS melaksanakan operasi yang diminta terhadap database tersimpan.
      Proses 1 s/d 4 dapat dilakukan secara interactive atau dicompile dulu.

Fungsi  DBMS

Layanan - layanan yang sebaiknya disediakan oleh database management system adalah :
1.   Penyimpanan, pengambilan dan perubahan data
      Sebuah DBMS harus menyediakan kemampuan menyimpan, mengambil dan merubah data dalam database.
2.   Katalog yang dapat diakses pemakai
      menyediakan sebuah katalog yang berisi deskripsi item data yang disimpan dan diakses oleh pemakai.
3.   Mendukung Transaksi
      Menyediakan mekanisme yang akan menjamin semua perubahan yang berhubungan dengan transaksi yang sudah ada atau yang akan dibuat.
4.   Melayani kontrol concurrency
      Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang menjamin database ter-update secara benar pada saat beberapa pemakai melakukan perubahan terhadap database yang sama secara bersamaan.
5.   Melayani recovery
      Menyediakan mekanisme untuk mengembalikan database ke keadaan sebelum terjadinya kerusakan pada database tersebut.
6.   Melayani autorisasi
      Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk menjamin bahwa hanya pemakai yang berwenang saja yang dapat mengakses database.
7.   Mendukung komunikasi data
      Sebuah DBMS harus mampu terintegrasi dengan software komunikasi.
8.   Melayani integrity
      Sebuah DBMS bertujuan untuk menjamin semua data dalam database dan setiap terjadi perubahan data harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
9.   Melayani data independence
      Sebuah DBMS harus mencakup fasilitas untuk mendukung kemandirian program dari struktur database yang sesungguhnya.
10. Melayani utility
      Sebuah DBMS sebaiknya menyediakan kumpulan layanan utility.

 

Komponen Lingkungan DBMS

1.    Data

*           terintegrasi (integrated)

*           dapat dipakai bersama-sama (shared)

2.    Perangkat keras (hardware)

3.    Perangkat Lunak (software)

4.    Brainware

5.    Prosedur

 1.   Query Processsor

      Komponen yang merubah bentuk query ke dalam instruksi tingkat rendah ke database manager
2.   Database Manager
      Menerima query-query lalu memeriksa skema eksternal dan konseptual untuk menentukan record-record konseptual yang diperlukan
3.   File Manager
      Memanipulasi penyimpanan file dan mengatur alokasi ruang penyimpanan pada disk dan menentukan record-record konseptual yang diperlukan
4.   DML Preprocessor
      Modul yang merubah perintah DML embedded ke dalam program aplikasi ke standar fungsi pemanggilan dalam bahasa pemrograman
5.   DDL Compiler
      Merubah perintah DDL menjadi kumpulan tabel yang berisi metadata.
6.   Dictionary Manager
      Mengatur akses dan memelihara data dictionary. Data dictionary diakses oleh komponen DBMS yang lain.

Komponen Database Manager

Komponen software utama database manager adalah
1.    Authorization Control
      Modul yang memeriksa apakah pemakai mempunyai wewenang untuk menyelesaikan operasi
2.    Command Processor
      Memeriksa apakah pemakai mempunyai wewenang untuk menyelesaikan operasi
3.    Integrity Checker
      Untuk semua operasi yang merubah database, integrity checker memeriksa operasi yang diminta memerlukan batasan integritas.
4.    Query Optimizer
      Modul ini menentukan strategi yang optimal untuk aksekusi query
5.    Transaction Manager
      Modul ini mengerjakan proses-proses yang dibutuhkan operasi yang diterima transaksi
6.    Scheduler
      Modul ini bertanggung jawab untuk menjamin operasi secara bersamaan terhadap database sehingga berjalan tanpa ada masalah antara yang satu dengan yang lain.
7.    Recovery Manager
      Modul ini menjamin database tetap konsisten walaupun terjadi kerusakan.
8.    Buffer Manager
      Modul ini bertanggung jawab terhadap pemindahan data antara main memory dan secondary storage, seperti disk dan tape.

Utiliti – Utiliti DBMS
Loading
Memasukkan suatu file data ke dalam database
Backup
Membuat salinan database yang dapat digunakan untuk menempatkan  database
pada saat terjadi kegagalan
File Reorganization
Mereorganisasikan file databse ke jenis database lain untuk meningkatkan performasi
Report Generation
Membuat format laporan-laporan dengan mengontrol spasi, header, footer, total, summary dsb.
Performance Monitoring
Memonitor penggunaan database dan menyediakan statistic untuk DBA

Data Dictionary


Data dictionary adalah tempat penyimpanan informasi yang menggambarkan data dalam database. Data dictionary biasa disebut juga dengan metadata atau data mengenai data. Modul pengontrol autorisasi menggunakan data dictionary untuk memeriksa apakah seorang pemakai perlu mempunyai wewenang.

Untuk mengerjakan pemeriksaan tersebut data dictionary menyimpan :
          nama-nama pemakai yang mempunyai wewenang untuk menggunakan DBMS
          nama-nama data item yang ada dalam database
          data item yang dapat diakses oleh pemakai dan jenis akses yang diijinkan, misalnya: insert, update, delete atau read

Sedangkan untuk memeriksa integritas data, data dictionary menyimpan :
          nama-nama data item dalam database
          jenis dan ukuran data item
          batasan untuk masing-masing data item

Sistem data dictionary dapat dibedakan atas sistem aktif dan pasif. Sistem aktif selalu konsisten dengan struktur database karena secara otomatis dikerjakan oleh sistem. Sebaliknya, sistem pasif tidak konsisten terhadap perubahan database yang dilakukan oleh pemakai.

                                                              
Model Data

Model data adalah kumpulan konsep yang terintegrasi yang menggambarkan data, hubungan antara data dan batasan-batasan data dala suatu organisasi. Fungsi dari sebuah model data untuk merepresentasikan data sehingga data tersebut mudah dipahami.
Perkembangan model data merupakan representasi dari suatu reaksi terhadap model-model yang mendahuluinya. Sistem hierarkhi suatu basis data merupakan bagian dari perkembangan yang diciptakan untuk mengatasi kekurangan yang ada pada sistem berorientasikan file (file-oriented). Basis data jaringan dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan dari desain hierarkhi. Basis data relasional muncul sebagai solusi baru untuk masalah-masalah yang muncul pada desain hierarkhi dan desain network dan seterusnya.

Untuk menggambarkan data pada tingkat eksternal dan konseptual digunakan model data berbasis objek atau model data berbasis record.
1.   Model Data Berbasis Objek
Model data berbasis objek menggunakan konsep entitas, atribut dan hubungan antar entitas. Beberapa jenis model data berbasis objek yang umum adalah :
- entity-relationship
- semantic
- functional
- object-oriented

2.   Model Data Berbasis Record
Pada model data berbasis record, database terdiri dari sejumlah record dalam bentuk yang tetap yang dapat dibedakan dari bentuknya. Ada 3 macam jenis model data berbasis record yaitu :
a. Model data relasional
Model data ini berdasarkan konsep relasi matematika, data dan relasi yang digambarkan pada sebuah tabel yang mempunyai kolom dan baris dimana kolom-kolom tersebut mempunyai nama yang unik.

Contoh :
Name
Address
Course
Grade
Mr. Eric Tachibana
123 Kensigton
Chemistry 102
C+
Mr. Eric Tachibana
123 Kensigton
Chinese 3
A
Mr. Eric Tachibana
122 Kensigton
Data Structures
B
Mr. Eric Tachibana
123 Kensigton
English 101
A
Ms. Tonya Lippert
88 West 1st St.
Psychology 101
A

b. Model data hierarkhi
Model data ini dikenal sebagai model struktur pohon, di mana data direpresentasikan dalam bentuk pohon. Sebuah database hierarkhi terdiri dari kumpulan record-record di mana record yang satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan link.
Model hierarki mempunyai dua konsep struktur data yaitu record dan parent-child relationship (PCR).
Contoh perangkat lunak dari model data hierarkhi adalah Information Management System (IMS) yang dikembangkan oleh IBM

c. Model data jaringan
Model data jaringan dikenal sebagai STRUKTUR PLEX. Pada dasarnya struktur jaringan ini merupakan perluasan dari struktur hirarki. Kalau pada struktur hirarki, setiap child hanya mempunyai satu parent. Sedangkan pada struktur jaringan, setiap child dapat mempunyai lebih dari satu parent.
Struktur jaringan ini merupakan suatu graph, terdiri dari suatu node (simpul), yang dihubungkan dengan suatu edge.
Ada dua struktur data pada basis data Model Jaringan, yaitu RECORD dan SET. Contoh dari model data jaringan adalah perangkat lunak IDMS (Integrated Database Management System) yang merupakan produk dari perusahaan perangkat lunak CULLINET yang bekerja pada mainframe IBM dengan sistem kerja DOS atau MVS. IDMS menggunakan sistem CODASYL atau DBTG. IDMS yang dikemukakan oleh DBTG terdiri atas 3 bahasa basis data yaitu skema DDL, sub skema DDL dan DML. 

Arsitektur DBMS Multi User

Teleprocessing
Arsitektur tradisional untuk sistem multi user adalah teleprocessing, dimana satu komputer dengan sebuah CPU dan sejumlah terminal seperti pada gambar di bawah ini.
Semua pemrosesan dikerjakan dalam batasan fisik komputer yang sama. Terminal untuk pemakai berjenis 'dumb', yang tidak dapat berfungsi sendiri dan masing-masing dihubungkan ke komputer pusat. Terminal-terminal tersebut mengirimkan pesan melalui subsistem pengontrol komunikasi pada sistem operasi ke program aplikasi, yang bergantian menggunakan layanan DBMS.

Dengan cara yang sama, pesan dikembalikan ke terminal pemakai.  Arsitektur ini menempatkan beban yang besar pada komputer pusat yang tidak hanya menjalankan program aplikasi tetapi juga harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan pada terminal seperti format data untuk tampilan di monitor.

• contoh  :  ATM mesin di bank-bank.


File-Server
Proses didistribusikan ke dalam jaringan sejenis LAN (Local Area Network).  File server mengendalikan file yang diperlukan oleh aplikasi dan DBMS. Meskipun aplikasi dan DBMS dijalankan pada masing-masing workstation tetapi tetap meminta file dari file server jika diperlukan (perhatikan gambar di halaman berikut ini).

Dengan cara ini, file server berfungsi sebagai sebuah hard disk yang digunakan secara bersamaan.
Kerugian arsitektur file-server adalah :
- Terdapat lalulintas jaringan yang besar
- Masing-masing workstation membutuhkan copy DBMS
- Kontrol terhadap concurrency, recovery dan integrity menjadi lebih kompleks karena sejumlah DBMS mengakses file secara bersamaan

Client Server
Untuk mengatasi kelemahan arsitektur-arsitektur di atas maka dikembangkan arsitektur client-server. Client-server menunjukkan cara komponen software berinteraksi dalam bentuk sistem.

Sesuai dengan namanya, ada sebuah pemroses client yang membutuhkan sumber dan sebuah server yang menyediakan sumbernya. Tidak ada kebutuhan client dan server yang harus diletakkan pada mesin yang sama.  Secara ringkas, umumnya server diletakkan pada satu sisi dalam LAN dan client pada sisi yang lain.

Dalam konteks database, client mengatur interface berfungsi sebagai workstation tempat menjalankan aplikasi database. Client menerima permintaan pemakai, memeriksa sintaks dan generate kebutuhan database dalam SQL atau bahasa yang lain. Kemudian meneruskan pesan ke server, menunggu response dan bentuk response untuk pemakai akhir. Server menerima dan memproses permintaan database kemudian mengembalikan hasil ke client.
Proses-proses ini melibatkan pemeriksaan autorisasi, jaminan integritas, pemeliharaan data dictionary dan mengerjakan query serta proses update. Selain itu juga menyediakan kontrol terhadap concurrency dan recovery.
Adapun beberapa keuntungan jenis arsitektur ini adalah :
          Memungkinkan akses database yang besar
          Menaikkan performa
          Jika client dan server diletakkan pada komputer yang berbeda kemudian CPU yang berbeda dapat memproses aplikasi secara paralel. Hal ini mempermudah merubah mesin server jika hanya memproses database. 
          Biaya untuk hardware dapat dikurangi
          Hanya server yang membutuhkan storage dan kekuatan proses yang cukup untuk menyimpan dan mengatur database
          Biaya komunikasi berkurang
          Aplikasi menyelesaikan bagian operasi pada client dan mengirimkan hanya bagian yang dibutuhkan untuk akses database melewati jaringan, menghasilkan data yang sedikit yang akan dikirim melewati jaringan
          Meningkatkan kekonsistenan
          Server dapat menangani pemeriksaan integrity sehingga batasan perlu didefinisikan dan validasi hanya di satu tempat, aplikasi program mengerjakan pemeriksaan sendiri
          Map ke arsitektur open-system dengan sangat alami

Berikut ini adalah ringkasan fungsi client-server
Client
Server
Mengatur user interface
Menerima dan memproses database yang diminta dari client
Menerima dan memeriksa sintaks input dari pemakai
Memeriksa autorisasi
Memproses aplikasi
Menjamin tidak terjadi pelanggaran terhadap integrity constraint
Generate permintaan database dan memindahkannya ke server
Melakukan query/pemrosesan update dan memindahkan response ke client
Memberikan response balik kepada pemakai
Memelihara data dictionary

Menyediakan akses database secara bersamaan 

Menyediakan kontrol recovery


Ada beberapa jenis model client – server arsitektur yaitu :
-          Two Tier  Arsitektur

§  E.g. client programs using ODBC/JDBC to  communicate with a database

-          Three Tier Arsitektur

§  E.g. web-based applications, and  applications built using “middleware”

0 komentar:

Posting Komentar